Skip to main content

ini lah alasan kenapa unpam murah tapi berkualitas tinggi dan terbaik di banten

apriansyah hacker musli baik hati
ini adalah alasan knapa universitas unpam murah...
bacalah artikel di di bawah,,https://www.facebook.com/apri.punk.754

Bapak H. Darsono, Pendiri Universitas Pamulang yang ‘Dendam’ Terhadap Sistem Pendidikan Indonesia

6 MONTHS AGO BY ABBY
Universitas Pamulang merupakan salah satu kampus yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di Provinsi Banten, sekitar 42.000 orang sedang menimba ilmu untuk menjadi sarjana di Universitas Pamulang. Hanya dengan uang bulanan Rp 200.000, seseorang bisa mengenyam bangku perguruan tinggi. Meski terhitung sangat murah, namun kualitas pendidikan yang diberikan tidak murahan. Bahkan, kampusnya pun sangat mentereng. Itu semua bisa didapat di Universitas Pamulang (Unpam) di Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Tangerang Selatan (Tangsel).
Pendiri Unpam Drs. H. Darsono mengatakan, sejak awal dirinya memang terobsesi ingin mendirikan perguruan tinggi dengan biaya murah. Sebab, ia ingin seluruh generasi muda bisa mengenyam bangku perguruan tinggi. “Saya sering mendengar, anak-anak muda punya keinginan kuat untuk kuliah, namun mereka terbentur biaya. Makanya saat itu, saya bertekad mendirikan kampus yang biayanya bisa terjangkau”, tuturnya.
Hal lain juga didasari perjalanan hidupnya yang dulu nyaris tidak bisa mengenyam bangku sekolah karena kondisi ekonomi keluarga. Namun saat itu, pria kelahiran Bantul Jogjakarta ini tidak putus asa. Ia pun rela bekerja demi bisa mendapatkan uang untuk membayar biaya sekolah, bahkan sampai menjadi pembuat batu bata merah dan buruh.
“Saat itu saya dendam terhadap kemiskinan dan kesulitan biaya sekolah. Saya bertekad harus sukses agar bisa membantu orang lain, terutama agar meraih pendidikan tinggi”, ujarnya.
Cita-citanya pun terkabul dengan didirikannya Unpam. Di sini, para mahasiswanya dari beragam latar belakang mulai dari pedagang, pemulung, office boy, karyawan dan pekerja kantoran. “Ada pemulung yang kuliah di sini sampai lulus bahkan sekarang dia menjadi dosen di sini”, ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat awal buka, biaya yang dikenakan kepada mahasiswa hanya Rp 600.000 per semester dan boleh dicicil Rp 100.000 per bulan. Kini, biaya murah pun masih dipertahankan yakni per semester, mahasiswa hanya dikenakan Rp 1.200.000 atau bisa dicicil Rp 200.000 per bulan. Dengan biaya kuliah itu, Darsono tidak lagi mematok biaya uang gedung maupun uang lain-lain.
Rektor Unpam, Drs. H. Dayat Hidayat, M.M., menambahkan untuk kuliah awal di Unpam hanya butuh persiapan uang Rp 350.000 saja. Rinciannya, Rp 200.000 untuk uang kuliah bulan pertama, Rp 100.000 untuk jaket almamater dan Rp 50.000 uang kesehatan. Dengan murahnya biaya kuliah itu, kini mahasiswa yang kuliah di Unpam mencapai 42.000 mahasiswa dengan jumlah dosen mencapai 1.100 orang.
“Kami tetap prioritaskan kualitas, gedung-gedung perkuliahan kita buat megah dan teknologi di dalam kampus semuanya berbasis IT sehingga para mahasiswa baik yang ingin mengetahui jadwal kuliah, administrasi maupun hal yang berkaitan dengan kampus bisa mengakses ke website. Ini lebih praktis dan efektif”, tuturnya seraya menyebutkan bahwa mahasiswanya tidak hanya berasal dari Tangsel dan Provinsi Banten saja, tapi juga dari Papua, Aceh dan Nias.
Dengan tumbuhnya Unpam seperti saat ini dan menjadi salah satu aset daerah, Dayat berharap Pemkot Tangsel dapat memberikan iklim kondusif terhadap keberadaan perguruan tinggi di Tangsel. “Kami tidak minta uang dari pemerintah, tapi kami minta diberi kemudahan-kemudahan dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan sebab tujuan kami adalah menciptakan generasi muda yang berkualitas”.

Tekad Kuat Menjadi Orang yang Berhasil

Bermula setelah lulus dari bangku sekolah, Pak Dar meminta izin kepada kedua orang tua untuk mengadu nasib di Jakarta. Mengadu nasib di Jakarta, nasib baik sempat menaunginya dengan diterimanya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) walaupun setelahnya ia mengundurkan diri dari PNS karena baginya pekerjaan tersebut tidak akan bisa merubah nasibnya dan karena untuknya ia tidak mau menerima nasib begitu saja. “Prinsip saya adalah bekerja, berani melangkah dan mau melangkah karena saya tidak mau menjadi orang miskin dan menerima nasib begitu saja”. Ungkap pria yang telah menerima penghargaan ikatan alumni Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 itu.

Mau untuk Melangkah dan Bekerja Keras

Kebanyakan dari kita tidak mau kerja keras, tidak ada keberanian untuk berbuat sesuatu, padahal jika kita mempunyai keberanian untuk melangkah, kemungkinan 50 persen kita akan berhasil dan 50 persen kita akan gagal. Kebanyakan dari kita melangkah hanya menjadi sebuah angan-angan terlebih pada kalangan terdidik, padahal mereka juga tau konsep untuk menjadi kaya dan berhasil tetapi mereka tidak mau melangkah ke sana. Jika hanya melamun tidak ada bedanya dengan tukang becak yang sedang melamun di atas becaknya.
“Mendakilah gunung yang tinggi secara perlahan kita akan tiba pada puncak, namun jika kita hanya melihat saja, kita tidak akan kemanapun, akhirnya kita hanya takut dengan tingginya puncak tersebut dan tidak akan kemana-mana”, ujar pria yang terus menggelontorkan uang Rp 3,5 miliar untuk semua karyawannya itu.

Melalui Ilmu akan Membawa Kesejahteraan

Pendidikan sangatlah penting, bahkan dahulu saya sampai nekat tetap bersekolah walaupun dilarang oleh kedua orang tua. Saya menyadari betul tanpa pendidikan kita akan menjadi orang terbelakang, oleh karenanya kita terus berjuang agar Universitas Pamulang bisa terus berkembang untuk bisa memberikan kesempatan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Pria yang suka berpenampilan sederhana ini meyakini melalui pendidikan bisa menjadi jalan keluar dari jeratan kemiskinan. Karena dengan adanya pendidikan derajat seseorang akan ditingkatkan menjadi lebih tinggi. Bodoh identik dengan kemiskinan, namun dengan ilmu, banyak jalan untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
“Melalui pendidikan akan menambah wawasan dan keterampilan pada diri kita, sehingga dapat meningkatkan produktifitas, melalui ilmu juga bisa membawa kesejahteraan bagi hidup, namun jika ilmu tidak diaplikasikan maka ilmu itu akan menjadi sia-sia”, tandas Pak Dar, anak keempat dari sembilan bersaudara dengan logat Jawanya yang masih terasa kental.
Siapa yang bisa menyangka jika sebuah yayasan pendidikan dengan puluhan ribu peserta didik yang telah berkembang menjadi sangat besar dikawasan kota Tangerang Selatan lahir dari sosok yang sederhana dan bersahaja. Darsono atau Pak Dar, demikian kami mengenalnya, sosok sederhana yang terus termotivasi untuk terus bermanfaat bagi sesama.
Saya pribadi bangga menjadi anak didik dari Bapak. H. Darsono. Saya bangga menjadi bagian keluarga Yayasan Sasmita Jaya. Karena ini suatu motivasi berharga bagi diri saya sendiri terutama, bahwa pendidikan itu penting untuk kemajuan bangsa. Dan saya sangat setuju apa kata beliau, “Saya dendam terhadap kemiskinan dan kesulitan biaya sekolah. Saya bertekad harus sukses agar bisa membantu orang lain”. Ini adalah yang saya ambil untuk dijadikan semangat berjuang hari ini dan masa depan.
Semoga bermanfaat..!!
di bawah ini adalah penulis artikel ini,,walaupun saya copast dari tmen gw yg udah lama masuk di unpam https://www.facebook.com/apri.punk.754

Bapak H. Darsono, Pendiri Universitas Pamulang yang ‘Dendam’ Terhadap Sistem Pendidikan Indonesia

6 MONTHS AGO BY ABBY
Universitas Pamulang merupakan salah satu kampus yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di Provinsi Banten, sekitar 42.000 orang sedang menimba ilmu untuk menjadi sarjana di Universitas Pamulang. Hanya dengan uang bulanan Rp 200.000, seseorang bisa mengenyam bangku perguruan tinggi. Meski terhitung sangat murah, namun kualitas pendidikan yang diberikan tidak murahan. Bahkan, kampusnya pun sangat mentereng. Itu semua bisa didapat di Universitas Pamulang (Unpam) di Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Tangerang Selatan (Tangsel).
Pendiri Unpam Drs. H. Darsono mengatakan, sejak awal dirinya memang terobsesi ingin mendirikan perguruan tinggi dengan biaya murah. Sebab, ia ingin seluruh generasi muda bisa mengenyam bangku perguruan tinggi. “Saya sering mendengar, anak-anak muda punya keinginan kuat untuk kuliah, namun mereka terbentur biaya. Makanya saat itu, saya bertekad mendirikan kampus yang biayanya bisa terjangkau”, tuturnya.
Hal lain juga didasari perjalanan hidupnya yang dulu nyaris tidak bisa mengenyam bangku sekolah karena kondisi ekonomi keluarga. Namun saat itu, pria kelahiran Bantul Jogjakarta ini tidak putus asa. Ia pun rela bekerja demi bisa mendapatkan uang untuk membayar biaya sekolah, bahkan sampai menjadi pembuat batu bata merah dan buruh.
“Saat itu saya dendam terhadap kemiskinan dan kesulitan biaya sekolah. Saya bertekad harus sukses agar bisa membantu orang lain, terutama agar meraih pendidikan tinggi”, ujarnya.
Cita-citanya pun terkabul dengan didirikannya Unpam. Di sini, para mahasiswanya dari beragam latar belakang mulai dari pedagang, pemulung, office boy, karyawan dan pekerja kantoran. “Ada pemulung yang kuliah di sini sampai lulus bahkan sekarang dia menjadi dosen di sini”, ujarnya.
ADVERTISEMENT
Saat awal buka, biaya yang dikenakan kepada mahasiswa hanya Rp 600.000 per semester dan boleh dicicil Rp 100.000 per bulan. Kini, biaya murah pun masih dipertahankan yakni per semester, mahasiswa hanya dikenakan Rp 1.200.000 atau bisa dicicil Rp 200.000 per bulan. Dengan biaya kuliah itu, Darsono tidak lagi mematok biaya uang gedung maupun uang lain-lain.
Rektor Unpam, Drs. H. Dayat Hidayat, M.M., menambahkan untuk kuliah awal di Unpam hanya butuh persiapan uang Rp 350.000 saja. Rinciannya, Rp 200.000 untuk uang kuliah bulan pertama, Rp 100.000 untuk jaket almamater dan Rp 50.000 uang kesehatan. Dengan murahnya biaya kuliah itu, kini mahasiswa yang kuliah di Unpam mencapai 42.000 mahasiswa dengan jumlah dosen mencapai 1.100 orang.
“Kami tetap prioritaskan kualitas, gedung-gedung perkuliahan kita buat megah dan teknologi di dalam kampus semuanya berbasis IT sehingga para mahasiswa baik yang ingin mengetahui jadwal kuliah, administrasi maupun hal yang berkaitan dengan kampus bisa mengakses ke website. Ini lebih praktis dan efektif”, tuturnya seraya menyebutkan bahwa mahasiswanya tidak hanya berasal dari Tangsel dan Provinsi Banten saja, tapi juga dari Papua, Aceh dan Nias.
Dengan tumbuhnya Unpam seperti saat ini dan menjadi salah satu aset daerah, Dayat berharap Pemkot Tangsel dapat memberikan iklim kondusif terhadap keberadaan perguruan tinggi di Tangsel. “Kami tidak minta uang dari pemerintah, tapi kami minta diberi kemudahan-kemudahan dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan sebab tujuan kami adalah menciptakan generasi muda yang berkualitas”.

Tekad Kuat Menjadi Orang yang Berhasil

Bermula setelah lulus dari bangku sekolah, Pak Dar meminta izin kepada kedua orang tua untuk mengadu nasib di Jakarta. Mengadu nasib di Jakarta, nasib baik sempat menaunginya dengan diterimanya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) walaupun setelahnya ia mengundurkan diri dari PNS karena baginya pekerjaan tersebut tidak akan bisa merubah nasibnya dan karena untuknya ia tidak mau menerima nasib begitu saja. “Prinsip saya adalah bekerja, berani melangkah dan mau melangkah karena saya tidak mau menjadi orang miskin dan menerima nasib begitu saja”. Ungkap pria yang telah menerima penghargaan ikatan alumni Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 itu.

Mau untuk Melangkah dan Bekerja Keras

Kebanyakan dari kita tidak mau kerja keras, tidak ada keberanian untuk berbuat sesuatu, padahal jika kita mempunyai keberanian untuk melangkah, kemungkinan 50 persen kita akan berhasil dan 50 persen kita akan gagal. Kebanyakan dari kita melangkah hanya menjadi sebuah angan-angan terlebih pada kalangan terdidik, padahal mereka juga tau konsep untuk menjadi kaya dan berhasil tetapi mereka tidak mau melangkah ke sana. Jika hanya melamun tidak ada bedanya dengan tukang becak yang sedang melamun di atas becaknya.
“Mendakilah gunung yang tinggi secara perlahan kita akan tiba pada puncak, namun jika kita hanya melihat saja, kita tidak akan kemanapun, akhirnya kita hanya takut dengan tingginya puncak tersebut dan tidak akan kemana-mana”, ujar pria yang terus menggelontorkan uang Rp 3,5 miliar untuk semua karyawannya itu.

Melalui Ilmu akan Membawa Kesejahteraan

Pendidikan sangatlah penting, bahkan dahulu saya sampai nekat tetap bersekolah walaupun dilarang oleh kedua orang tua. Saya menyadari betul tanpa pendidikan kita akan menjadi orang terbelakang, oleh karenanya kita terus berjuang agar Universitas Pamulang bisa terus berkembang untuk bisa memberikan kesempatan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Pria yang suka berpenampilan sederhana ini meyakini melalui pendidikan bisa menjadi jalan keluar dari jeratan kemiskinan. Karena dengan adanya pendidikan derajat seseorang akan ditingkatkan menjadi lebih tinggi. Bodoh identik dengan kemiskinan, namun dengan ilmu, banyak jalan untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
“Melalui pendidikan akan menambah wawasan dan keterampilan pada diri kita, sehingga dapat meningkatkan produktifitas, melalui ilmu juga bisa membawa kesejahteraan bagi hidup, namun jika ilmu tidak diaplikasikan maka ilmu itu akan menjadi sia-sia”, tandas Pak Dar, anak keempat dari sembilan bersaudara dengan logat Jawanya yang masih terasa kental.
Siapa yang bisa menyangka jika sebuah yayasan pendidikan dengan puluhan ribu peserta didik yang telah berkembang menjadi sangat besar dikawasan kota Tangerang Selatan lahir dari sosok yang sederhana dan bersahaja. Darsono atau Pak Dar, demikian kami mengenalnya, sosok sederhana yang terus termotivasi untuk terus bermanfaat bagi sesama.
Saya pribadi bangga menjadi anak didik dari Bapak. H. Darsono. Saya bangga menjadi bagian keluarga Yayasan Sasmita Jaya. Karena ini suatu motivasi berharga bagi diri saya sendiri terutama, bahwa pendidikan itu penting untuk kemajuan bangsa. Dan saya sangat setuju apa kata beliau, “Saya dendam terhadap kemiskinan dan kesulitan biaya sekolah. Saya bertekad harus sukses agar bisa membantu orang lain”. Ini adalah yang saya ambil untuk dijadikan semangat berjuang hari ini dan masa depan.
Semoga bermanfaat..!!
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Comments

Popular posts from this blog

tutorial cara membuat blog

KOMIK HENTAI LENGKAP